Reading for Information and Enjoyment

Di unit I kita akan melatih teknik scanning yang akan membantu dalam menemukan informasi spesifik dari sebuah teks secara cepat dan akurat. Teks yang akan kita baca berupa teks fungsional pendek seperti iklan, poster, dan pengumuman. Unit II berisikan latihan-latihan untuk membantu kita menganalisa informasi berupa instruksi dari teks practical tips. Dalam Unit III kita akan membaca jenis teks berupa review. Teks review adalah teks yang biasanya ditulis oleh pengguna untuk memberikan evaluasi terhadap suatu produk dan rekomendasi kepada pembaca untuk menggunakan produk tersebut. Lalu kita akan melatih teknik skimming di Unit IV. Teknik skimming adalah teknik membaca selain teknik scanning yang bertujuan untuk membantu kita memahami gambaran umum teks berupa topik atau tema bacaan. Sedangkan Unit V sampai Unit VII akan membahas narrative text. Narrative text adalah teks berupa cerita baik fiksi maupun berdasarkan pengalaman langsung untuk menghibur pembaca. Di unit V kita akan fokus kepada latar waktu dan tempat terjadinya cerita serta penokohan. Unit VI akan berisikan latihan-latihan untuk menganalisa plot cerita mulai dari awal cerita, konflik, ketegangan, sampai penutup. Sedangkan di Unit VII kita akan menganalisa nilai moral yang dapat kita pelajari dari cerita.

Pasca mid-term, menginjak unit 8, kita akan mulai berdiskusi tentang karya karya sastra, jenisnya dan gaya bahasa yang digunakan. Secara lebih rinci, bab ini menyinggung literary devices yang digunakan karya sastra. Selesai dengan perkenalan dengan karya sastra imajinatif di bab 8, di bab selanjutnya, di bab 9 kita akan berbincang tentang tone dan mood. Dua term ini sering ditemukan pada karya sastra. Karya bersifat ekspresif, berkaitan erat
dengan perasaan, baik perasaan penulis maupun pembaca. Dengan begitu, bab ini mencoba memperdalam kajian tersebut. Selanjutnya, di bab 10, diskusi semakin lebih fokus dengan tema how to read a play . drama punya keunikan sendiri karena pokok estetikanya adalah ketika dipertunjukkan di atas panggung, namun mengkaji naskahnya dengan segala perspektif juga menyenangkan. Banyak karya drama legendaris dari kesusasteraan Inggris yang abadi hingga saat ini. Menginjak pada bab 11, kita berpindah berdiskusi tentang puisi, puisi ini juga tidak
kalah menarik; mulai dari jenisnya, tipikal cerita tiap jenis dan aturan aturannya. Di bab 12, diskusi sedikit bergeser, di bawah tema reading for information, kita berdiskusi tentang kekhasan penulisan bahasa jurnalisme yang perlu perhatian sendiri. Kekhasan ini perlu didiskusikan sendiri untuk membekali pembelajar lebih luwes dalam memahami teks teks jurnalismem seperti surat kabar dan majalah. Terakhir, terdapat dua bab yang fokus pada
vocabulary building, yaitu bab 13 dan 14. Yang membedakan keduanya adalah jika bab 13 lebih menekankan pada keterampilan penggunaan kamus dan cara menebak makna kata dari konteks, bab 14 fokus pada kajian morfologi, bagaimana sebuah kata dibentuk yang kemudian sampai pada kajian tentang imbuhan. Jika seseorang bisa mencermati dan mengamati perubahan bentuk setiap kata yang berdampak pada perubahan makna, maka niscaya
kemampuan membacanya pun akan secara signifikan menjadi lebih baik. Demikian susunan topik yang ada pada buku ini. Sesuai dengan tema besar reading for enjoyment and information, tentu cakupan kajian yang dicantumkan di atas sangat jauh dari cukup, namun semoga yang tecantum adalah yang substantif untuk dipelajari.